Di Balik Kematian 4 Ekor Gajah BNWS Kurun 5 Bulan

Erupsi.com, MEDAN – Kurun lima bulan terakhir, terdapat empat ekor gajah Sumatra (Elephas maximus sumatrensis) penghuni Barumun Nagari Wildlife Sanctuary (BNWS) di Kabupaten Padang Lawas Utara, Sumatera Utara yang mati.

Dwiki, seekor jantan berusia 43 tahun, menjadi gajah terakhir yang meregang nyawa usai dua bulan dipindahkan dari BNWS ke Aek Nauli Elephant Conservation Camp (ANECC) di Kabupaten Simalungun. Sebelum Dwiki, kematian sudah lebih dulu dialami oleh Dargo, Fitri dan Keri di BNWS.

Menurut Direktur BNWS Henry Sukaya Wijaya, saat ini tersisa 10 ekor gajah Sumatra jinak yang menghuni sanctuary seluas 320 hektare tersebut. Sejak tiga tahun terakhir, belum ada lagi kelahiran gajah baru di BNWS.

Henry berjanji akan terus memantau kesehatan gajah. Sejauh ini, pihaknya belum mendeteksi keberadaan virus tertentu di BNWS.

“Kesehatan gajah baik. Sampai hari ini kita terus memantau kesehatannya. Untuk virusnya belum ada tanda-tanda,” ujar Henry kepada Erupsi, Senin (20/2/2023).

Sejak pandemi Corona Virus Disease 19 (Covid-19) merebak awal 2020 lalu, segi pendanaan menjadi masalah utama bagi kelangsungan hidup gajah BNWS. Untuk membantu biaya operasional, pengelola menggalang bantuan. Mereka juga sudah kembali membuka lokasi untuk wisatawan.

Selama ini, BNWS memenuhi kebutuhan satwa-satwa penghuni lokasi konservasi eksitu secara mandiri. Dananya berasal dari retribusi masuk dan hasil perkebunan kelapa sawit milik pengelola. Biasanya, BNWS menggelontorkan uang senilai Rp18 juta per bulan untuk biaya operasional satu ekor gajah.

“Sampai sekarang kamu terus berusaha mencari bantuan dari perusahaan lokal dalam bantuan pakan sejak tiga tahun terakhir. Apalagi efek dari Covid-19, ekonomi pasti terganggu,” ujar Henry.

Gajah BNWS Akhirnya Mati di ANECC

Sebelumnya, kabar duka datang dari ANECC. Dwiki, gajah BNWS yang baru tiba dua bulan lalu, ditemukan mati pada Selasa (14/2/2023) pukul 06:20 WIB.

Beberapa hari setelah peristiwa itu terjadi, Kepala Balai Besar Konservasi dan Sumber Daya Alam (BBKSDA) Sumatera Utara Rudianto Saragih Napitu menerbitkan pernyataan resmi pada Kamis (16/2/2023).

Menurut Rudianto, gajah Dwiki mulai mengalami perubahan perilaku sejak pekan kedua Februari 2023. Ia mulai enggan mengonsumsi makanan. Padahal, luka pada bagian luar pipi kanannya sudah mulai membaik.

Mengetahui kondisi Dwiki menurun, tim Veterinary Society for Sumatran Wildlife Conservation (Vesswic) – organisasi nirlaba mitra BBKSDA Sumatera Utara – melakukan peninjauan pada Sabtu (11/2/2023).

Bantuan kemudian juga datang dari tim Direktorat Konservasi Keanekaragaman Hayati Spesies dan Genetik Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK).

Mereka lalu mengutus dua dokter hewan ahli gajah dari Taman Safari Indonesia (TSI), yakni drh Bongot Huaso Muka dan drh M. Nanang Tejolaksono.

Tim selanjutnya memberi perawatan intensif untuk Dwiki. tindakan yang dilakukan antara lain memberi 100 botol infus, obat-obatan dan vitamin.

“Namun kondisi gajah Dwiki semakin melemah dan akhirnya pada Selasa lalu tidak tertolong lagi dan dinyatakan mati,” tulis Rudianto dalam keterangan resmi.

Gajah BNWS
Petugas medis saat melakukan nekropsi terhadap jasad Dwiki, gajah BNWS yang tewas usai dua bulan dipindahkan ke ANECC, Selasa (14/2/2023 / Istimewa – Dok BBKSDA Sumatera Utara

Hasil Nekropsi

Petugas medis melakukan nekropsi terhadap jasad gajah Dwiki. Menurut Rudianto, ia mengalami infeksi pada gigi kanan bagian bawah. Hal itu menyebabkan pertumbuhan gigi graham bagian atasnya tidak normal. Sehingga gigi Dwiki terlihat berbentuk asimetris antara sisi kiri dan kanan.

Kelainan struktur gigi mengakibatkan Dwiki kesulitan mengonsumsi makanan. Asupan yang kurang berujung buruk pada organ lambungnya. Kondisi ini diperparah intosusepsi lambung yang berdampak pada malnutrisi dan malabsorsi.

“Di mana tubuh tubuh kesulitan menyerap nutrisi dari makanan sehingga terjadi penurunan kesehatan dan berat badan,” ujar Rudianto.

Berdasarkan hasil nekropsi, ditemukan luka pada bagian rahang dalam Dwiki. Untuk memeroleh data lebih valid, petugas medis mengambil sampel tubuhnya. Antara lain organ hati, paru, ginjal, jantung, limpa dan vesica urinaria. Sampel ini akan diperiksa secara histopatologi di Balai Veteriner Kota Medan.

Jasad Dwiki telah dikubur di area ANECC pada Selasa (14/2/2023) lalu. Otoritas memotong gading Dwiki untuk disimpan di Kantor BBKSDA Sumatera Utara di Kota Medan.

Di sisi lain, petugas juga turut melakukan pemeriksaan menyeluruh terhadap gajah-gajah penghuni ANECC lainnya. Termasuk gajah di BNWS dan di Pusat Pelatihan Gajah Holiday Resort.

Mengurangi Beban BNWS

Bersama gajah betina bernama Dini (35 tahun), Dwiki dipindahkan dari BNWS ke ANECC pada Minggu (18/12/2022) silam. Konon, pemindahan ini bagian dari upaya otoritas mengurangi beban BNWS sekaligus menyeimbangkan komposisi jantan dan betina.

BNWS
Bentang alam BNWS di Kabupaten Padang Lawas Utara, Sumatera Utara / Erupsi – Dewantoro

Rencananya, terdapat dua ekor gajah BNWS lagi yang bakal dipindahkan ke Pusat Latihan Gajah Holiday Resort di Kabupaten Labuhan Batu Selatan. Di sisi lain, KLHK juga sedang mengevaluasi kelayakan BNWS sebagai lembaga konservasi.

Jika Dwiki diduga mati akibat infeksi gigi, nyawa Dargo (45 tahun) dan Fitri (4 tahun) kabarnya melayang akibat keracunan. Sedangkan Keri mengembuskan nafas terakhir setelah mengalami infeksi bakteri.

Leave a Comment